Sabtu, 14 Januari 2012

Mengapa Gigitan Nyamuk Menyebabkan Gatal ?


Nyamuk bisa diibaratkan jarum suntik terbang. Nyamuk selalu dapat menemukan sasarannya dengan tepat karena mereka melihat dengan gerakan, panas tubuh, dan bau tubuh. Sewaktu hinggap di tubuh kita, nyamuk menempelkan mulutnya yang mirip sedotan ( Probosis ). Pada mulut nyamuk terdapat pisau yang merobek kulit maju mundur hingga menemukan pembuluh darah. Setelah itu, darah yang ada akan dihisap. Proses ini
berlangsung sangat cepat. Setelah merasa kenyang, nyamuk akan mencabut probosisnya dan terbang.

Ketika menggigit, nyamuk juga mengeluarkan liur. Air liur ini penting digunakan sebagai zat antikaogulan atau antipembekuan darah. Zat antikaogulan ini membuat darah tidak membeku sehingga nyamuk dapat dengan mudah menghisap darah. Air liur yang tertinggal di kulit kita akan merangsang tubuh layaknya ada benda asing yang mengganggu. Benda asing ini menimbulkan rangsangan yang memicu sel saraf sensorik untuk mengirimkan sinyal melalui spinothalamic tract (STT) ke otak. Akibatnya, timbul respon yang dikenal dengan alergi dan yang terjadi adalah bentol-bentol disertai gatal. Respon ini sesungguhnya menguntungkan karena kita dapat langsung mengetahui adanya gigitan nyamuk.

Kadang-kadang efek gigitan nyamuk tidak terjadi seketika. Dalam waktu satu atan dua jam setelah gigitan mungkin kulit baru mengalami benjolan merah dan mulai terasa gatal. Sebagian orang mungkin memiliki toleransi terhadap gigitan nyamuk sehingga tidak merasa gatal meski digigit nyamuk. Orang dewasa biasanya memiliki kepekaan yang kurang dibanding anak-anak terhadap gigitan nyamuk. Sementara, sebagian yang lain mungkin terlalu sensitif terhadap gigitan nyamuk sehingga menghasilkan reaksi alergi hebat seperti memar atau melepuh.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More