Jumat, 09 Maret 2018

RMK Manajemen Pemasaran: Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran


§  Pemasaran dan Nilai Pelanggan
Memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen adalah inti dari pemasaran.  Sasaran dari setiap bisnis adalah menghantarkan nilai pelanggan untuk menghasilkan laba.

Proses Penghantaran Nilai
Untuk penciptaan dan penghantaran nilai dapat dibagi menjadi tiga fase:
1.    Memilih nilai, merepresentasikan “pekerjaan rumah” pemasaran yang harus dilakukan sebelum produk dibuat. Staf pemasaran harus mensegmentasikan pasar, memilih sasaran pasar yang tepat, dan mengembangkan penawaran positioning nilai.
2.    Menyediakan nilai, pemasaran harus menentukan fitur produk tertentu, harga, dan distribusi.
3.    Mengomunikasikan nilai dengan mendayagunakan tenaga penjualan, promosi penjualan, iklan, dan sarana komunikasi lain untuk mengumumkan dan mempromosikan produk.
Rantai Nilai
Michael Porter dari Harvard menyatakan rantai nilai (value chain) sebagai alat untuk mengidentifikasi cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan. Rantai nilai mengidentifikasi sembilan kegiatan yang secara strategis relevan – lima kegiatan primer dan empat kegiatan pendukung – yang menciptakan nilai dan biaya dalam bisnis yang spesifik.
a.     Kegiatan Primer
(1)  Logistik ke dalam atau memasukkan bahan dalam bisnis.
(2)  Operasi atau mengubah bahan menjadi produk akhir.
(3)  Logistik ke luar atau mengirimkan produk akhir.
(4)  Memasarkan produk, yang meliputi penjualan.
(5)  Memberikan teknologi.
b.    Kegiatan Pendukung
(1)  Pengadaan.
(2)  Pengembangan teknologi.
(3)  Manajemen sumber daya manusia.
(4)  Infrastruktur perusahaan – ditangani oleh departemen khusus. Infrastruktur perusahaan mencakup biaya manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan hubungan pemerintah.

Sesungguhnya keberhasilan perusahaan tidak hanya bergantung pada seberapa baik kinerja setiap departemen, tetapi juga pada seberapa baik perusahaan mengkoordinasikan kegiatan departemen untuk melaksanakan proses bisnis inti. Proses bisnis inti ini meliputi:
·         Proses mengindera pasar. Semua kegiatan untuk mengumpulkan intelijen pasar, menyebarkannya dalam organisasi, dan meninjaklanjuti infomasi.
·         Proses realisasi penawaran baru. Semua kegiatan dalam meneliti, mengembangkan, dan meluncurkan penawaran berkualitas tinggi yang baru dengan cepat dan sesuai anggaran.
·         Proses akuisisi pelanggan. Semua kegiatan dalam mendefinisikan pasar sasaran dan mencari calon pelanggan baru.
·         Proses manajemen hubungan pelanggan. Semua kegiatan dalam membangun pemahaman, hubungan dan penawaran yang lebih mendalam dengan pelanggan perorangan.
·         Proses manajemen pemenuhan. Semua kegiatan dalam menerima dan menyetujui pesanan, mengirimkan barang tepat waktu, dan mengambil pembayaran.
Kompetisi Inti
Kompetisi inti (core competency) mempunyai tiga karakteristik:
(1)  Kompetensi inti merupakan sumber keunggulan kompetitif karena memberi sumbangan besar pada manfaat anggapan pelanggan.
(2)  Kompetensi inti dapat diterapkan pada berbagai pasar.
(3)  Kompetensi inti sulit ditiru pesaing.
Keunggulan kompetitif juga tumbuh bagi perusahaan yang memiliki kemampuan yang berbeda. “Kompetensi inti” mengacu pada bidang keahlian teknis dan produksi khusus, sedangkan kemampuan yang berbeda menggambarkan kesempurnaan dalam proses bisnis yang lebih luas.
Pengaturan kembali sebuah bisnis mungkin diperlukan untuk memaksimalkan kompetensi inti. Pengaturan kembali mempunyai tiga tahap: (1) mendefinisikan (ulang) konsep bisnis atau “ide besar”; (2) membentuk (ulang) lingkup bisnis; (3) memposisikan (ulang) identitas merek persahaan.
Orientasi Pemasaran Holistik dan Nilai Pelanggan
Kerangka kerja pemasaran holistic dirancang untuk menghantarkan tiga pertanyaan manajemen kunci:
1.    Eksplorasi nilai – bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi peluang nilai baru?
2.    Penciptaan nilai – bagaimana perusahaan dapat menciptakan penawaran nilai baru yang lebih menjanjikan secara efisien?
3.    Penghantaran nilai – bagaimana perusahaan dapat menggunakan kapabilitas dan infrastrukturnya untuk menghantarkan nilai baru secara lebih efisien?
Mari kita lihat bagaimana pemasar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
1.    Eksplorasi Nilai. Menemukan peluang nilai baru adalah masalah memahami hubungan antara tiga ruang:
(1)   Ruang kognitif pelanggan, mencerminkan  kebutuhan lama dan laten serta meliputi dimensi dimensi seperti kebutuhan partisipasi, stabilitas, kebebasan, dan perubahan;
(2)   Ruang kompetensi perusahaan, berdasarkan lebarnya – lingkup bisnis luas versus terfokus; dan dalamnya – kemampuan berbasis fisik versus berbasis pengetahuan;
(3)   Ruang sumber daya kolaborator, mencakup kemitraan horizontal, dengan mitra yang dipilih dari kemampuan mereka  untuk mengeksploitasi peluang pasar yang berhubungan, serta kemitraan vertikal, dengan mitra yang dapat melayani penciptaan nilai perusahaan.
2.    Penciptaan Nilai. Keahlian menciptakan nilai bagi pemasar meliputi pengidentifikasian manfaat pelanggan baru dari pandangan pelanggan; pemanfaatan kompetensi inti dari wilayah bisnisnya; dan pemilihan serta pengelolaan mitra bisnis dari jaringan kolaborasinya.
3.    Penghantaran Nilai. Penghantaran nilai sering berarti melakukan investasi penting dalam infrastruktur dan kemampuan. Perusahaan harus memiliki kecakapan dalam hal:
(1)  Manajemen hubungan pelanggan memungkinkan perusahaan menemukan siapa pelanggan mereka, bagaimana pelanggan mereka berperilaku, dan apa yang pelanggan mereka butuhkan atau inginkan. Manajemen hubungan pelanggan juga memungkinkan perusahaan merespons secara tepat, koherens, dan cepat berbagai peluang pelanggan.
(2)  agar mampu merespons secara efektif, perusahaan memerlukan manajemen sumber daya internal untuk mengintegrasikan proses bisnis utama, seperti pemrosesan pesanan, buku besar umum, penggajian, dan produksi, dalam satu keluarga modul piranti lunak.
(3)  Manajemen kemitraan bisnis memungkinkan perusahaan menangani hubungan kompleks dengan mitra dagangnya untuk mendapatkan, memroses, dan menghantarkan produk.
Peran Sentral Perencanaan Strategis
Pemasaran yang berhasil menuntut perusahaan mempunyai beberapa kapabilitas berikut: memahami nilai pelanggan, menciptakan nilai pelanggan, menghantarkan nilai pelanggan, menangkap nilai pelanggan, dan mempertahankan nilai pelanggan.
Untuk memastikan bahwa mereka memilih dan melaksanakan kegiatan yang tepat, pemasar harus memberikan prioritas pada perencanaan strategis dalam tiga bidang utama: mengelola bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi, menilai kekuatan setiap bisnis dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi perusahaan, serta menyesuaikan diri dengan pasar tersebut, dan menentukan strategi.
Kebanyakan perusahaan besar terdiri dari empat tingkat organisasi: tingkat korporat, tingkat divisi, tingkat unit bisnis, dan tingkat produk. Kantor pusat perusahaan bertanggung jawab merancang rencana strategi korporat untuk memandu keseluruhan perusahaan; kantor pusat mengambil keputusan tentang jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk masing-masing divisi, juga bisnis mana yang dimulai atau dieliminasi. Setiap divisi menentukan rencana yang mencakup alokasi dana untuk setiap unit bisnis di dalam divisi. Setiap unit bisnis mengembangkan rencana strategis untuk menghantarkan unit bisnis itu menuju masa depan yang menguntungkan. Terakhir, setiap tingkat produk (lini produk, merek) di dalam unit bisnis mengembangkan rencana pemasaran untuk mencapai tujuannya dalam pasar produk.
Rencana pemasaran (marketing plan) adalah instrument sentral untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran. Rencana pemasaran beroperasi pada dua tingkat: strategis dan taktis. Rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan) menjelaskan pasar sasaran dan proposisi nilai yang akan ditawarkan perusahaan, berdasarkan pada analisis peluang pasar terbaik. Rencana pemasaran taktis (tactical marketing plan) menspesifikasikan taktik pemasaran, termasuk fitur produk, promosi, penyediaan barang, penetapan harga, saluran penjualan, dan layanannya.

§  Perencanaan Strategi Korporat dan Divisi
Semua kantor pusat korporat melaksanakan empat kegiatan perencanaan:
1.    Mendefinisikan Misi Korporat
Organisasi mengembangkan pernyataan misi (mission statement) yang turut dimiliki oleh manajer, karyawan, dan (dalam banyak kasus) pelanggan. Pernyataan misi yang jelas dan masuk akal memberi karyawan pengertian yang sama mengenai tujuan, arah, dan peluang.
Pernyataan misi yang baik mempunyai lima karakteristik utama. Pertama, memfokuskan diri pada jumlah tujuan yang terbatas. Kedua, pernyataan misi menekankan kebijakan dan nilai utama perusahaan. Pernyataan misi mempersempit kisaran penilaian pribadi sehingga karyawan bertindak secara konsisten terhadap masalah-masalah penting. Ketiga, pernyataan misi mendefinisikan bidang kompetitif utama tempat perusahaan akan beroperasi.
·         Industri. Beberapa perusahaan hanya beroperasi dalam satu industri; beberapa hanya dalam sekelompok industri yang berhubungan; beberapa hanya dalam barang industri, barang konsumen, atau jasa; dan beberapa dalam banyak industri.
·         Produk dan aplikasi. Perusahaan mendefinisikan kisaran produk dan aplikasi yang akan mereka sediakan.
·         Kompetensi. Perusahaan mengidentifikasi kisaran teknologi dan kompetensi inti lain yang akan diangkat dan dikuasai perusahaan.
·         Segmen pasar. Jenis pasar atau pelanggan yang akan dilayani perusahaan disebut segmen pasar.
·         Vertikal. Bidang vertikal adalah jumlah tingkat saluran, dari bahan mentah sampai produk akhir dan distribusi, di mana perusahaan akan berpartisipasi.
·         Geografis. Kisaran wilayah, negara, atau kelompok negara di mana perusahaan akan beroperasi di luar batas wilayah geografisnya.
Karakteristik keempat dari pernyataan misi adalah bahwa pernyataan misi mengambil pandangan jangka panjang. Terakhir, pernyataan misi yang baik adalahpernyataan misi yang pendek, mudah diingat, dan mempunyai arti.
2.    Menentukan Unit Bisnis Strategis
General Electric mengklasifikasikan bisnisnya ke dalam 49 unit bisnis strategis (strategic business unit – SBU). Satu SBU mempunyai tiga karakteristik:
1)    SBU adalah satu bisnis tunggal, atau kumpulan bisnis yang berhubungan, yang dapat direncanakan secara terpisah dari bagian perusahaan lainnya.
2)    SBU mempunyai kelompok pesaingnya sendiri.
3)    SBU mempunyai manajer yang bertanggung jawab atas perencanaan strategis dan kinerja laba, yang mengendalikan sebagian besar faktor yang mepengaruhi laba.
Tujuan mengidentifikasi unit bisnis strategis perusahaan adalah mengembangkan strategi terpisah dan menentukan pendanaan yang tepat.
3.    Menentukan Sumber Daya bagi Setiap SBU
Setelah mendefinisikan SBU, manajemen harus memutuskan bagaimana cara mengalokasikan sumber daya korporat pada setiap SBU. Metode terbaru yang digunakan perusahaan untuk mengambil keputusan investasi internalnya didasarkan pada analisis nilai pemegang saham, dan apakah nilai pasar perusahaan lebih besar dengan SBU atau tanpa SBU (baik dijual maupun dipisahkan). Perhitungan nilai ini menilai potensi bisnis berdasarkan peluang pertumbuhan potensial dari ekspansi global, reposisi atau penentuan ulang sasaran, dan outsourcing strategis.

4.    Menilai Peluang Pertumbuhan
Penilaian peluang pertumbuhan meliputi perencanaan bisnis baru, penyusutan, dan menghilangkan bisnis lama. Bagaimana perusahaan dapat mengisi kesenjangan perencanaan strategis?

a.     PERTUMBUHAN INTENSIF. Tindakan pertama yang harus dilakukan manajemen korporat adalah meninjau peluang meningkatkan bisnis yang ada. Salah satu kerangka kerja yang berguna untuk mendeteksi peluang pertumbuhan intensif baru disebut “kisi-kisi perluasan pasar produk.”
b.    PERTUMBUHAN INTEGRATIF. Sebuah bisnis dapat meningkatkan penjualan dan laba melalui integrasi ke belakang, ke depan, dan horizontal di dalam industrinya.
c.     PERTUMBUHAN DIVERSIFIKASI. Pertumbuhan diversifikasi masuk akal ketika ada peluang baik di luar bisnis yang ada – industri sangat menarik dan perusahaan mempunyai bauran kekuatan bisnis yang tepat untuk berhasil.
d.    MENYUSUTKAN DAN MENDIVESTASIKAN BISNIS LAMA. Bisnis yang lemah memerlukan jumlah perhatian manajerial dalam porsi besar. Perusahaan harus secara seksama mengurangi, memanen, atau mendivestasikan bisnis lama yang sudah lamban untuk melepaskan sumber daya yang diperlukan agar dapat dipakai pada keguanaan yang lain dan mengurangi biaya.

Organisasi dan Budaya Organisasi
Organisasi (organization) perusahaan terdiri dari struktur, kebijakan, dan budaya korporatnya, yang semuanya dapat tidak berfungsi dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat. Manajer dapat mengubah struktur dan kebijakan (meskipun sulit), namun budaya perusahaan sangat sulit diubah. Penyesuaian budaya sering menjadi kunci bagi keberhasilan penerapan strategi baru.
Budaya korporat (corporate culture) didefinisikan oleh beberapa orang sebagai “pengalaman, cerita, kepercayaan, dan norma yang dimiliki bersama dan menentukan karakter organisasi.”

Inovasi Pemasaran
Jump Associates, sebuah perusahaan strategi inovatif,  menawarkan lima strategi kunci untuk mengelola perubahan dalam sebuah organisasi:
1.    Menghindari judul inovasi – Memilih satu nama untuk tim inovasi yang tidak akan mengesampingkan rekan kerja.
2.    Menggunakan sistem pertemanan – Menemukan kolaborator dengan pemikiran yang sama di dalam organisasi.
3.    Segera menentukan ukuran – Menentukan sejumlah kriteria pendanaan, pengujian, dan kinerja yang berbeda untuk inovasi tambahan, eksperimental, dan yang berpotensi mengganggu.
4.    Membidik sasaran mudah terlebih dahulu – Dimulai dengan ide-ide yang mudah diimplementasikan.
5.    Mendapatkan data untuk mendukung insting Anda – Gunakan pengujian untuk mendapatkan masukan dan memperbaiki ide.
Kelompok Royal Dutch/Shell mempelopori analisis scenario (scenario analysis), yang terdiri dari pengembangan representasi bagus tentang kemungkinan masa depan perusahaan yang menghasilkan berbagai asumsi tentang kekuatan yang menggerakkan pasar dan yang mencakup berbagai ketidakpastian.

§  Perencanaan Strategi Unit Bisnis
Misi Bisnis
Setiap unit bisnis harus mendefinisikan misi spesifiknya di dalam misi peruahaan yang lebih luas.
Analisis SWOT
Keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan disebut analisis SWOT. Analisis SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) merupakan cara untuk mengamati lingkungan pemasaran eksternal dan internal.

a.     Analisis Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Peluang pemasaran (marketing opportunity) adalah wilayah kebutuhan dan minat pembeli, di mana perusahaan mempunyai probabilitas tinggi untuk memuaskan kebutuhan tersebut dengan menguntungkan.
Peluang dapat tersembunyi dalam berbagai wujud, dan pemasar harus benar-benar dapat menemukan wujud tersebut. Perhatikan hal-hal berikut:
·         Perusahaan dapat mengambil manfaat dari pemenuhan tren industri dan memperkenalkan produk atau jasa hibrida yang baru bagi pasar.
·         Perusahaan dapat membuat proses pembelian lebih nyaman atau efisien .
·         Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan akan lebih banyak informasi dan nasehat.
·         Perusahaan dapat menyesuaikan produk atau jasa yang sebelumnya hanya ditawarkan dalam bentuk standar.
·         Perusahaan dapat memperkenalkan kemampuan baru.
·         Perusahaan mungkin mampu menghantarkan produk atau jasa dengan lebih cepat.
·         Perusahaan mungkin dapat menawarkan produk dengan harga yang jauh lebih murah.
Untuk mengevaluasi peluang, perusahaan dapat mengunakan analisis peluang pasar (Market Opportunity Analysis – MOA)  untuk menentukan daya tarik dan probabilitas keberhasilan mereka dengan mengajukan pertanyaan seperti:
1.    Dapatkah kita mengartikulasikan manfaat secara meyakinkan pada pasar sasaran tertentu?
2.    Dapatkah kita menentukan letak pasar sasaran dan menjangkau mereka dengan media dan saluran perdagangan yang efektif biaya?
3.    Apakah perusahaan kita memiliki atau mempunyai akses terhadap kemampuan dan sumber daya penting yang kita perlukan untuk menghantarkan manfaat pelanggan?
4.    Dapatkah kita menghantarkan manfaat dengan lebih baik daripada pesaing actual atau potensial?
5.    Apakah tingkat pengembalian (keuntungan) finansial memenuhi atau melebihi batas atas investasi yang diperlukan?
Ancaman lingkungan (environmental threats) adalah tantangan yang ditempatkan oleh tren atau perkembangan yang tidak disukai yang akan menghasilkan penurunan penjualan atau laba akibat tidak adanya tindakan pemasaran defensif.
b.    Analisis Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)
Setiap bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internalnya. Jelas bahwa suatu bisnis tidak harus memperbaiki semua kelemahannya, atau sebaliknya menyombongkan semua kekuatannya. Pertanyaan besarnya adalah apakah perusahaan harus membatasi dirinya sendiri terhadap peluang-peluang di mana mereka memiliki kekuatan yang diperlukan, atau mempertimbangkan peluang yang mengharuskan mereka menemukan atau mengembangkan kekuatan baru.
Formulasi Tujuan
Setelah perusahaan melakukan analisis SWOT, perusahaan dapat terus mengembangkan tujuan khusus untuk periode perencanaan. Tahap proses ini disebut formulasi tujuan (goal formulation). Tujuan adalah sasaran yang spesifik menyangkut besaran  dan waktu.
Agar sistem MBO (management by objectives) berhasil, tujuan unit harus memenuhi empat kriteria:
1.    Tujuan harus diatur berurutan, mulai dari yang paling penting sampai yang paling tidak penting.
2.    Sebisa mungkin, tujuan harus bersifat kuantitatif.
3.    Tujuan harus realistis.
4.    Tujuan harus konsisten.
Formulasi Strategis
Strategi (strategy) adalah rencana permainan kita untuk sampai ke tujuan. Setiap bisnis harus merancang sebuah strategi untuk mencapai tujuannya, yang terdiri dari strategi pemasaran serta strategi teknologi dan strategi pengadaan yang kompatibel.
a.     Strategi Generik Porter
Michael Porter mengajukan tiga strategi generik yang memberikan titik awal yang baik untuk berpikir secara strategis:
(1)  Kepemimpinan biaya secara keseluruhan. Perusahaan yang mengejar strategi ini bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendahs sehingga mereka dapat menetapkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing mereka dan memenangkan pangsa pasar yang besar.
(2)  Diferensiasi. Bisnis yang berkonsentrasi pada kinerja unggul yang dicapai dengan cara unik dalam wilayah manfaat pelanggan penting yang dihargai oleh sebagian besar pasar.
(3)  Fokus. Bisnis berfokus pada satu atau lebih segmen pasar yang lebih sempit.

b.    Aliansi Strategis
Banyak aliansi srategis yang berbentuk aliansi pemasaran. Aliansi strategis ini dibagi menjadi empat kategori utama.
1.    Aliansi produk atau jasa – Sebuah perusahaan melisensikan perusahaan lainnya untuk memproduksi produknya, atau dua perusahaan bekerja sama memasarkan produk pendamping atau produk baru.
2.    Aliansi promosional – Sebuah perusahaan sepakat untuk menjalankan promosi bagi produk atau jasa perusahaan lain.
3.    Aliansi logistik – Sebuah perusahaan menawarkan layanan logistik untuk produk perusahaan lain.
4.    Kolaborasi penetapan harga – Satu atau lebih perusahaan bergabung dalam kolaborasi penetapan harga khusus.
Formulasi dan Implementasi Program
Menurut McKinsey & Company, strategi hanyalah satu dari tujuh elemen dalam praktik bisnis yang berhasil. Tiga elemen pertama–strategi, struktur, sistem–dianggap sebagai “piranti keras” keberhasilan. Empat elemen berikutnya–gaya (style), keahlian (style), staf, dan nilai yang dimiliki bersama (shared values)–adalah “piranti lunak.”
Elemen “lunak” pertama, gaya, berarti bahwa karyawan perusahaan berbagi cara pemikiran dan perilaku yang sama. Keahlian (skill) berarti bahwa karyawan mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan strategi perusahaan. Staf berarti perusahaan mempekerjakan orang yang mampu, melatih mereka dengan baik, dan menugaskan pekerjaan yang tepat bagi mereka.  Nilai yang dimiliki bersama (shared values) berarti bahwa karyawan berbagi nilai panduan yang sama. Ketika elemen-elemen ini hadir, perusahaan biasanya lebih berhasil dalam implementasi strateginya.
Prkatik studi manajemen lainnya menemukan bahwa kinerja yang bagus sepanjang waktu bergantung pada kesempurnaan pelaksanaan, budaya perusahaan yang responsif,  dan strategi yang jelas dan fokus.
Umpan Balik dan Kendali
Penyesuaian strategis perusahaan dengan lingkungan akan sangat terganggu, karena lingkungan pasar berubah lebih cepat daripada tujuh S perusahaan. Maka, perusahaan dapat tetap efisien sementara mereka kehilangan efektivitas. Peter Drucker menyatakan bahwa lebih penting “melakukan hal yang benar” – agar efektif – daripada “melakukan hal dengan benar” agar efisien. Perusahaan yang paling berhasil adalah yang piawai melakukan keduanya. Kunci kesehatan organisasi adalah kemauan untuk mempelajari perubahan lingkungan dan menerapkan tujuan dan perilaku baru.
§  Perencanaan Produk: Sifat dan Isi Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran (marketing plan) adalah dokumen tertulis yang meringkas apa yang telah dipelajari pemasar tentang pasar dan mengindikasikan bagaimana perusahaan berencana menjangkau tujuan pemasarannya.
Lalu, seperti apa sebenarnya rencana pemasaran itu? Apa isinya?
·         Rangkuman eksekutif dan daftar isi. Rencana pemasaran harus dibuka dengan rangkuman singkat tujuan utama dan rekomendasi manajemen senior. Daftar isi menggarisbawahi sisa rencana tersebut serta semua prinsip pendukung dan rincian operasional.
·         Analisis situasi. Bagian ini menampilkan data latar belakang yang relevan tentang penjualan, biaya, pasar, pesaing, dan berbagai kekuatan dalam lingkungan makro.
·         Strategi pemasaran. Di sini manajer produk mendefinisikan misi, tujuan pemasaran dan keuangan, serta kelompok dan kebutuhan yang ingin dipuaskan oleh penawaran pasar.
·         Proyeksi keuangan. Proyeksi keuangan meliputi peramalan penjualan, peramalan pengeluaran, dan analisis titik impas (BEP). Di sisi pendapatan, proyeksi memperlihatkan volume penjualan yang diramalkan berdasarkan bulan dan kategori produk. Di sisi pengeluaran, proyeksi memperlihatkan perkiraan biaya pemasaran, dibagi menjadi kategori yang lebih tepat. Analisis titik impas memperlihatkan berapa banyak unit yang harus dijual perusahaan setiap bulannya untuk menutup biaya tetap bulanannya dan rata-rata biaya variabel per unit.
·         Kendali implementasi. Bagian terakhir rencana pemasaran menggarisbawahi kendali untuk mengamati dan menyesuaikan implementasi rencana.


DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2016. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas Jilid 1. Diterjemahkan oleh: Bob Sabran. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua Belas Jilid 1. Diterjemahkan oleh: Benyamin Molan. Jakarta: PT Indeks


0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More